Sebelum mendengarkan musik melalui streaming online, artwork adalah benda yang disucikan dan dikoleksi oleh para penikmat musik. Artwork mencerminkan lagu yang didengar. Sayangnya, zaman telah berubah. Artwork album yang kini hanya besar ukuran kuku ibu jari di layar tidak cukup besar menggambarkan perasaan di dalam musik.
Meski demikian, jangan salah kaprah bahwa artwork sudah tidak penting lagi untuk sebuah rilisan. Malahan, artwork memainkan peran penting saat menjual dan mempromosikan musik secara online. Artwork masih membawa pesan yang kuat untuk mewakili musisi. Maka dari itu, membuat sampul album yang baik harus dipertimbangkan dengan baik setiap merilis musik.
Mengapa artwork penting untuk musik?
Delapan puluh tahun yang lalu, Alex Steinweiss, seorang desain grafis di Columbia Records, menemukan artwork album sebagai cara untuk menolong penjualan rekaman vinyl. Sampul album menjadi media interaksi pertama antara konsumen dengan karya sang musisi. Gambar yang ada di muka album adalah ruang yang vital untuk menarik perhatian orang, bercerita tentang album yang dibuat, serta memperjelas makna lagunya.
Satu gambar itu dapat membuat seseorang memutuskan akan mendengar lagu tersebut atau tidak, mengubah pendengar biasa menjadi penggemar. Akan tetapi, jika gambar yang dibuat membosankan atau tidak tepat, maka ini akan berdampak negatif pada penjualan.
Streaming tidak membunuh artwork
Masyarakat Indonesia familiar dengan beberapa platform streaming seperti JOOX, Spotify, atau Apple Music. Alasannya sederhana, yaitu multiplatform, tidak memakan memori, bebas memilih lagu, serta adanya akses gratis yang disediakan oleh provider telepon seluler.
Daily Social pernah melakukan survei di tahun 2018 terhadap 1955 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak 85% responden mendengarkan streaming musik online secara reguler dalam enam bulan terakhir. Sedangkan 52% responden menggunakan layanan streaming musik berbayar.
Artwork album menjadi bagian dari branding online. Artwork akan mempengaruhi cara orang melihat dan apa yang mereka harapkan saat mengunjungi situs media sosial atau situs web musisi. Meski musik adalah perwakilan seorang musisi yang paling tinggi, tetap saja dibutuhkan elemen visual.
Dahulu, tujuan utama artwork adalah berkompetisi dengan album lain untuk mendapatkan perhatian di rak toko kaset yang sama. Sekarang, rak tersebut berganti jadi timeline media sosial. Tidak hanya bersaing dengan sesama sampul album lainnya, artwork harus menonjol dibandingkan meme, foto keluarga, atau video kucing.
Mihailo Andic, seorang desainer cover untuk Lil Yachty, Fetty Wap, Gallant, dan 6lack, menjelaskan di Complex (21/4/2017), “Kita berada di era rentang atensi yang sangat rendah. Kita memproses informasi dan musik lebih cepat. Oleh karena itu, perlu membuat sesuatu yang dapat menarik perhatian dalam hitungan detik. Orang hanya memiliki sedikit waktu untuk tertarik secara instan dengan apa yang kita kerjakan. Kita hanya punya dua pilihan; dapat mengambil perhatian mereka atau kehilangan mereka sesegera mungkin.”
Tanpa artwork album ibarat buku tanpa sampul. Membuat sampul albummemangmembutuhkan waktu, tetapi hasilnya akan sejalan dengan usahanya. Jika Anda akan merilis sebuah album, pertimbangkan bagaimana bentuk rilisan tersebut dan bagaimana itu mencerminkan kualitas musik Anda.
Penulis: Nia Janiar
Editor: Fik
Comentários